Minggu, 13 Maret 2011

kenapa saya tidak berpacaran???


Kenapa aku tidak berpacaran??
Hmm.. kenapa ya?
Tak ada yang naksir. :)
Bakal digebukin temen temen kalo jawab gitu. Dikirain Cuma becanda. Hehee. Ribetnya punya temen yang gak percayaan.
Iya deh aku serius. Tapi jawaban diatas juga salah satu alasannya loh. :D
1st, karena dalam ajaran agama yang aku anut memang tak mengenal kata pacaran. Tapi bukan berarti dilarang jatuh cinta.
2nd, mematuhi perintah Sang Pencipta yaitu tak boleh mendekati zina. Menurutku pacaran salah satu jalan mendekati zina. Banyak yang gak setuju dengan alasanku ini (termasuk mama), katanya tergantung orangnya juga. Ya, kalo pacaran ya yang sehat saja. Saling sharing, dijadiin motivator, dan banyak lagi lainnya. Benar sih, tapi hari gini mana ada pacaran yang gak pegang2an, gak berdua2an ditempat yang sepi, bahkan sampai ciuman dan berhubungan layaknya suami istri. aku ngomong begini bukan berarti gak pernah berdua2an dengan cowok loh. bedanya bukan berdua2an dengan pacar. percaya gak percaya pasti lain jika berduaan dengan pacar dan berduaan dengan teman. Hubungan pacaran akan menciptakan perasaan saling memiliki. Ya kalo memiliki berarti bebas melakukan apa saja. Lain halnya jika berdua dengan teman cowok, dijamin deh gak bakal diapa2in, kecuali dia benar2 cowok brengsek.
3rd, aku tahu kapasitas keimananku. aku termasuk wanita yang gampang tergoda. Kata teman-teman pacaran itu aman2 saja asal kita kuat, dan jangan mau dirayu kalo diajak ‘gituan’. Ya ampun. aku cuma manusia biasa yang tak tahan akan godaan. Aku takut kalo coba2 pacaran, Aku juga akan melakukan perbuatan zina.
4th, takut kecewa. Pengecut sih, tapi semua orang bebas untuk melindungi diri. Begitupun denganku, tak sedikit teman2 yang mengeluh karena pacar mereka. Baik itu cewek maupun itu cowok. Dan itu aku jadikan sebagai bahan pelajaran.
5th, ingin membanggakan suamiku kelak. Hihihi.. :). Wajah tak cantik, tubuh tak ideal, suara tak merdu, tak banyak yang bisa dibanggakan dalam diri ini. Tapi aku bukan bekas jamahan tangan2 cowok. aku tak mempunyai mantan yang akan membuatnya cemburu. Tanganku, bibirku, tubuhku, semuanya masih perawan alias tak pernah dijamah. Bukan promosi loh. hehehe
Itulah beberapa dari sekian banyak alasan mengapa aku tak mau berpacaran. Mau bilang lebay silahkan. :)
Pengen sih pacaran, tapi nanti saja setelah menikah. Pasti lebih romantis kalo pacaran dengan suami sendiri. Mau pegang2an, berdua2an, jalan-jalan sambil berpegangan tangan semuanya udah halal.
Tak sabar menunggu saat itu tiba. :)

Alhamdulillah, aku tidak dianugerahi wajah yang cantik

“semua wanita itu cantik, nak” itulah kata mama saat curhatan sebelum tidur.

“kalau bukan parasnya, pasti hatinya” sambung beliau.

Umm. Benar sekali ma, pada dasarnya semua wanita itu cantik, kalau bukan parasnya insyaAllah pasti hatinya yang cantik.

Tak bisa aku pungkiri ma, anakmu ini sangat memimpikan paras yang cantik. Perempuan mana yang tak mau dibilang cantik dan menjadi perhatian para lelaki. Mama seing bilang gadis kecil mama ini cantik. Tapi aku lebih percaya pada apa yang aku lihat , cermin tidak berbohong ma, cermin Cuma tidak mengenal bagian kiri dan kanan. Tapi untuk menilai kadar kecantikan seseorang ku rasa dialah ahlinya.

Cermin itulah yang memberitahuku kalau gadis kecilmu yang beranjak dewasa ini tidak berparas cantik. Tapi tenang saja ma. Meski merasa kecewa, tapi ketika melihat wajahku di cermin aku selalu tersenyum. Senyuman penuh syukur. Syukur akan nikmat Allah yang telah menganugerahkanku sepasang mata yang jernih sehingga ku bisa menikmati indahnya dunia ini, hidung yang bisa mencium berbagai macam aroma, kulit wajah yang tidak putih namun tak cacat, bibir yang dapat ku sunggingkan saat tersenyum.

Bersyukur akan parasku yang tak cantik ini.

Karenanya cobaan yang datangpun tidak seberapa. Paras yang membuat ayah dan abangku tidak perlu repot menjaga gadis mereka dari tatapan liar para hidung belang. Dan tentu saja dengan paras ini membuat aku mampu bertahan dalam jalan islam, bertahan pada prinsipku mengenai menikah tanpa pacaran.

Sekali lagi Alhamdulillah ya Allah akan anugerahMu ini.

ku anggap sebagai pembalasan dendammu

Sungguh sulit ku percaya..

Ketika hati ini mulai terbuka untuknya, ketika rasa sayang ini semakin kuat untuk dia yang pernah ku sia-siakan, sekarang aku harus merasakan rasa sakit yang sangat. Rasa sakit yang membuat dada ini sangat sesak, walaupun ini bukan penghianatan yang pertama kali ku alami tapi sakit ini tetap saja mampu mengerogoti setiap ruang hatiku.

***

“mau kah kau menjalin kasih denganku lagi?” katamu tiba-tiba setelah sekian bulan aku sia-siakan.

Namun, aku hanya menanggapinya sebagai suatu lelucon. Dan ku balas dengan sebuah senyuman jengah.

“aku serius, dek. Mau kah kau beri aku satu kesempatan membuatmu jatuh cinta kepadaku?” katamulagi

Setelah menarik nafas dalam aku berkata “apa ini cara kakak untuk balas dendam akan perbuatanku waktu itu?”

“tidak dek. Sumpah. setelah kejadian itu aku tidak menaruh dendam sedikitpun padamu. Walaupun sempat aku menjalin hubungan dengan gadis lain namun jujur dalam hati ini hanya menginginkan adek.” Katamu lagi dengan memasang wajah yang bagiku sangat memelas.

“beri aku waktu kak.”

Kau hanya menjawabku dengan sebuah anggukan.

Hanya diam yang menemani kita dalam perjalanan saat kau mengantarku pulang.

**

“bagaimana kalau kita jalani dulu saja kak” kataku saat perjumpaan kita berikutnya.

“maksudnya?”

“ya. Kita begini saja. Untuk membuatku mencintaimu tidak perlu diikat dengan hubungan berpacaran”

Kau masih terdiam dengan tanda Tanya besar yang mengisi kepalamu.

“dengan begini, jika kita tidak berjodoh dikemudian hari tidak akan menimbulkan luka yang dalam untuk kita berdua.” Ku pinjam nasehat sahabatku.

“tapi..” kau tak sanggup melanjutkan ucapanmu.

“maafkan aku kak, tapi aku belum bisa mengambil resiko. Seperti yang kakak tahu aku baru saja putus.”

“baiklah. Semoga kita berjodoh.” Sambungmu.

**

Kau tahu? kau sungguh berhasil merebut hatiku. Membuatku merasa beruntung telah memberimu kesempatan. Memberi kebahagiaan tersendiri dalam hidupku.

Aku akui aku jatuh cinta. Kau mampu meciptakan taman bunga dihati ini hanya dalam waktu yang singkat. Entahlah ini semua karena pesonamu atau hanya karena aku memang wanita yang mudah jatuh cinta??

Sangat kunikmati hari-hari bersamamu hingga tiba suatu hari dimana rasanya aku sangat kecewa, kecewa akan keputusannku telah mempercayaimu. Yang lebih membuatku kecewa adalah mengabaikan nasehat sahabatku. Dengan berpacaran denganmu.

“aku sangat menyayangimu, dek.” Katamu ditelepon waktu itu.

“aku hanya tersenyum karena ini sudah yang kesekian kalinya kau mengatakannya.

“kalau suatu saat nanti kakak menikah dengan wanita lain maukah kau menungguku?” pertanyaan bodoh kau lemparkan padaku.

“hahaha . . ada apa ini? Kakak dijodohkan?” tanyaku.

“tidak dek.” Jawabmu serius.

Aku belum bisa menerka apa yang akan dikatakanmu. Jantungku berdetak melebihi batas normal, aku tidak siap. Ya, sangat tidak siap.

“jika ku ceritakan aku takut adek akan membenciku.” Dia menarik nafas panjang dan meneruskan “tapi aku tak mau kau mendengarnya dari mulut orang lain, dan sebelum ku ceritakan aku ingin adek tau. Rasa cinta dan sayang ini selamanya hanya untukmu seorang”

Rasanya ingin segera ku hentikan obrolan ini, tapi entah kenapa dilain sisi aku ingin terus mendengarkan lanjutannya.

“dan adek harus berjanji tak akan membenciku”

“insyaAllah kak” sambungku dengan suara bergetar.

“waktu kau menolak cintaku beberapa bulan lalu aku sangat depresi, tak ada Yang bisa kulakukan selain memikirkanmu. Hari-hari ku lewati dengan hura-hura bersama teman-temanku, hingga kutemukan seorang gadis dan memacarinya.” Kau diam sejenak dan melanjutkan lagi “karena sakit hati yang kau goreskan dihatiku aku melampiaskan padanya. Aku melakukan hubungan terlarang dengannya, dia hamil dek.” Katamu terisak.

Entah apa yang kurasakan saat itu, rasanya hati ni dicabik-cabik. Aku terpaku. ku sembunyikan isakan tangisku.

“candaanmu kali ini tidak lucu kak” sambungku penuh harap.

“maafkan aku” katamu lagi

“kalaupun aku menikahinya ku mohon adek jangan pergi, aku berjanji setelah anak itu lahir aku akan menceraikannya”

Ya Tuhan, inikah lelaki yang ku cintai. Lelaki brengsek yang dengan mudahnya berbuat namun tak mau terbebani.

“tidak kak. Kau terlalu egois, kau pikir pernikahan itu main-main? Itu anakmu, bagaimana kau tega menyakitinya. Dia butuh belaian seorang ayah, bukan sekedar pengakuan.” Kataku dengan emosi dengan air mata dipipi.

“tapi yang kuciintai adek, bukan gadis itu.” Sergahmu kemudian.

“tapi mulai sekarang kau harus mencintainya, lupakan aku kak.” Tak bisa lagi ku tahan isak tangisku.

“aku mohon kau mengerti, aku butuh dukunganmu, dek. Tolong tunggu aku” katamu

“setelah semua ini kau minta aku menunggu? Dimana hatimu?teganya kau berkata seperti itu. “ tapi kalimat itu hanya berani kuucapkan dalam hati.

Kami terdiam sampai ku mendapat kekuatan untuk berkata lagi.

“hubungan kita cukup sampai disini, kak. Jika kau benar-benar mencintaiku maka nikahi dan bahagiakan dia”

“jika kau butuh bantuan panggillah aku, sebagai adik yang baik aku akan membantumu.” Ucapku lagi

“tapi, dek. Aku mencintaimu.”

“maafkan aku” kataku tegas lalu ponsel ku non aktifkan

Aku butuh ketenangan.

***

Kuanggap ini sebagai balasan dulu aku menyakitimu. Kau berhasil membalaskan dendammu padaku.Ya. Aku kalah.

tapi hidupku tidak sampai disini. Kau tidak mampu mematahkan semangatku. Dan lebih beruntung aku mempunyai sahabat yang baik.

“maafkan aku Re. aku tidak pernah tau kejadian itu. Pantas saja kakakku sering marah kalau ku ceritakan hubunganmu dengan dia. aku lupa kalau mereka itu adalah teman.” Kata Nana saat ku berada dikamarnya menumpahkan keluh kesahku.

“iya, lupakan saja” jawabku dengan senyum.

“Sebaiknya kau ajak aku kesuatu tempat” kataku lagi sambil nyengir

“yee. Tidak bahagia tidak sedih sama saja hobbynya jalan.” Kata Nana sewot tapi senyum manisnya tetap tersungging.

“baiklah. Kita ke taman saja bersama adikku” sambungnya lagi.

“oke.jam 4 ya. Aku pulang dulu Na. dadaaaaa” kataku seceriah mungkin.

Dan ditaman itu ku lepaskan semua sedihku. Bersama Nana dan adik kecilnya Hanny.

Pantai oesapa, 12 februari 2010.

04.43 wita

(Diambil dari kisah seorang sahabat.)